WARTAKINIAN.COM — Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1457 Hijriah, Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) mengusung tema “Peaceful Muharam 1457 Hijriah: Damai Bersama Manusia dan Alam”.
Tema ini menjadi fondasi berbagai kegiatan yang menekankan nilai moderasi beragama, keharmonisan dengan alam, serta inklusivitas sosial.
Direktur Jenderal Bimas Islam, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag., dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat (20/6/2025), menyatakan bahwa Muharam kali ini dimaknai sebagai momen reflektif untuk memperkuat identitas Islam Indonesia yang damai, peduli lingkungan, dan menghargai keberagaman.
“Muharam bukan hanya momentum religius, tapi juga penguatan identitas Islam Indonesia yang moderat, mencintai alam, dan inklusif,” tegasnya.
Logo peringatan Muharam tahun ini memadukan simbol bulan sabit dan bintang sebagai lambang cahaya ilahi serta prestasi, dengan dedaunan yang melambangkan keseimbangan manusia dan alam.
Warna hijau mendominasi sebagai simbol kesukaan Nabi Muhammad SAW dan harmoni lingkungan, sementara motif floral merepresentasikan keseimbangan dan keindahan ciptaan.
Sejumlah kegiatan telah disiapkan untuk menyemarakkan peringatan Muharam 1457 H, di antaranya:
1. Car Free Day: “Syiar Muharam”
Digelar pada Minggu, 22 Juni 2025, kegiatan ini menjadi sarana syiar Islam moderat di ruang publik urban melalui kolaborasi lintas agama, budaya, dan lingkungan.
2. Ngaji Budaya: Tradisi Muharam Nusantara
Pentas seni dan diskusi menghadirkan kearifan lokal dari berbagai daerah, mengajak masyarakat merefleksikan nilai Islam dalam konteks budaya Indonesia yang ramah lingkungan dan kebangsaan.
3. Konser Seni Ki Ageng Ganjur
Bertema “Ekoteologi dalam Kearifan Lokal Nusantara” dan dipandu budayawan Zastrow al-Ngatawi, konser ini menekankan pentingnya harmoni antara nilai-nilai keagamaan dan pelestarian lingkungan.
4. Kick Off 1.000 Masjid Inklusif
Merespons hasil survei P3M yang menunjukkan masih banyak masjid belum ramah terhadap difabel dan lansia, Ditjen Bimas Islam meluncurkan program pendampingan agar masjid menjadi lebih inklusif. “Ini wujud nyata pelayanan negara tanpa diskriminasi,” ujar Abu Rokhmad.
Seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen besar Kementerian Agama RI dalam membumikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
(Red)