![]() |
Pemerhati pendidikan Mohamad Samsodin, S.H., M.H. |
WARTAKINIAN.COM – Pencopotan Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, S.Pd., M.Si., pada Senin (15/9/2025) mengejutkan dunia pendidikan di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Keputusan mendadak tersebut menimbulkan sorotan tajam, mengingat Roni dikenal sebagai kepala sekolah berprestasi, kreatif, dan membawa banyak kemajuan bagi sekolah yang dipimpinnya.
Menanggapi hal ini, pemerhati pendidikan Mohamad Samsodin, S.H., M.H., menyayangkan pencopotan tersebut. “Seharusnya kepala sekolah yang berprestasi didukung, bukan malah diberhentikan. Jika benar pencopotan ini terkait dengan teguran terhadap anak pejabat, jelas sangat disayangkan karena pendidikan semestinya dijauhkan dari intervensi kekuasaan,” ujarnya.
Samsodin juga menegaskan bahwa menghormati dan memuliakan guru merupakan akhlak baik yang harus dijunjung tinggi. “Guru adalah pilar pendidikan. Siapa pun, termasuk pejabat sekalipun, seharusnya menaruh hormat, bukan justru membuat mereka tertekan dalam menjalankan tugasnya,” tambahnya.
Sementara itu, beredar isu di masyarakat bahwa pencopotan Roni terjadi setelah ia menegur anak seorang pejabat daerah yang masih di bawah umur. Anak pejabat tersebut disebut kerap memarkirkan mobil di lapangan sekolah hingga mengganggu aktivitas ekstrakurikuler siswa, termasuk latihan marching band.
Di bawah kepemimpinannya, SMPN 1 Prabumulih kerap meraih prestasi akademik maupun non-akademik. Sosok Roni dikenal nyentrik, penuh ide kreatif, serta dekat dengan siswa maupun guru. Tak heran, pencopotan ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan guru, siswa, hingga masyarakat luas.
(Dwi)