WARTAKINIAN.COM — Sejumlah awak media di Kabupaten Tasikmalaya mengeluhkan sikap arogansi yang ditunjukkan oleh oknum anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat berjaga di lingkungan Gedung Pendopo Baru Kabupaten Tasikmalaya.
Insiden tersebut terjadi ketika para jurnalis sedang duduk dan melakukan aktivitas peliputan. Salah seorang jurnalis kemudian berjalan ke area belakang karena menerima panggilan telepon. Namun, secara tiba-tiba seorang oknum Satpol PP diduga berteriak dengan gaya preman sambil menunjuk dan berkata dengan nada tinggi, “Heeey, jangan masuk ke area belakang!” disertai ekspresi wajah sinis dan kasar.
Menurut keterangan sejumlah wartawan, tindakan represif dan intimidatif tersebut dianggap menghalangi kerja-kerja jurnalistik. “Sering kali kami melihat mimik muka yang tidak menyenangkan dari oknum Satpol PP. Seolah-olah mereka tidak suka kami datang untuk meliput. Ini jelas mengganggu tugas kami sebagai insan pers,” ujar salah seorang jurnalis pada Senin (28/7/2025).
Insiden ini memicu keresahan di kalangan wartawan, yang menilai sikap tersebut mencederai kebebasan pers yang dijamin oleh undang-undang. Mereka mendesak pemerintah daerah dan pimpinan Satpol PP untuk memberikan klarifikasi serta menjamin kejadian serupa tidak terulang.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Satpol PP Kabupaten Tasikmalaya, Roni, menyampaikan permohonan maaf kepada para jurnalis. “Sebagai pimpinan, saya meminta maaf atas sikap anggota kami terhadap rekan-rekan wartawan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan segera menggelar rapat koordinasi dan memberikan edukasi serta pembinaan kepada seluruh anggota Satpol PP.
“Perilaku terhadap siapapun, tanpa terkecuali, harus bersifat humanis. Kita adalah pelayan publik, pengayom masyarakat, maka etika dalam bertindak harus dijaga dengan baik,” pungkas Roni.
(WN)