![]() |
| Perbedaan Orang Kesurupan dan Dihipnotis, Jangan Salah Paham! |
WARTAKINIAN.COM – Fenomena orang kesurupan dan dihipnotis sering kali dianggap sama oleh sebagian masyarakat. Padahal, keduanya merupakan dua kondisi yang sangat berbeda, baik dari sisi penyebab, gejala, maupun cara penanganannya.
Kesurupan biasanya dikaitkan dengan unsur spiritual atau supranatural. Dalam banyak kasus, seseorang yang kesurupan tampak kehilangan kesadaran diri, berbicara atau bertingkah seperti orang lain, bahkan menunjukkan kekuatan di luar kebiasaan.
Kejadian ini sering muncul di lingkungan sekolah, tempat kerja, atau acara keagamaan.
Sementara itu, hipnotis adalah kondisi psikologis yang terjadi ketika seseorang berada dalam keadaan sugesti mendalam. Hipnotis bisa dilakukan oleh seorang ahli atau terapis profesional untuk membantu seseorang fokus, mengingat sesuatu, atau bahkan mengatasi trauma.
Dalam dunia medis, hipnoterapi termasuk metode yang sah dan digunakan secara klinis.
“Kesurupan lebih sering terjadi karena faktor kepercayaan, sugesti massal, atau kondisi psikis yang tidak stabil. Sedangkan hipnotis adalah proses ilmiah yang melibatkan kerja otak dan sugesti terarah,” ujar seorang pemerhati psikologi masyarakat di Bekasi, Selasa (7/10/2025).
Secara tanda fisik pun berbeda. Orang kesurupan biasanya kehilangan kontrol total atas tubuhnya dan tidak mengingat kejadian setelah sadar. Sementara orang yang dihipnotis tetap dalam kendali, bisa mendengar, dan hanya fokus pada sugesti yang diberikan.
Meski berbeda, keduanya sama-sama menunjukkan betapa kuatnya pengaruh pikiran dan mental terhadap tubuh manusia. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak panik, dan membawa orang yang mengalami salah satu kondisi tersebut ke tenaga ahli—baik psikolog, rohaniawan, maupun hipnoterapis profesional—sesuai dengan kebutuhan dan keyakinannya.
(red)

