![]() |
| Ilustrasi |
WARTAKINIAN.COM - Fenomena orang yang diklaim memiliki ilmu kebal senjata tajam dan peluru kembali mencuri perhatian publik. Beberapa video yang beredar di media sosial memperlihatkan seseorang seolah tak terluka meski ditebas atau ditembak.
Namun, di balik viralnya fenomena ini, muncul pertanyaan besar: apakah benar ada kekebalan semacam itu, atau hanya trik dan sugesti semata?
1. Percaya Diri Berlebihan Saat Diuji
Ciri pertama yang sering terlihat adalah rasa percaya diri tinggi. Mereka tampak tenang, bahkan menantang, saat diuji dengan golok, parang, atau peluru. Menurut pengamat, hal ini bisa disebabkan oleh latihan mental, keyakinan spiritual, atau sekadar sugesti diri yang kuat.
2. Melakukan Ritual Sebelum Aksi
Sebelum atraksi, sebagian orang dengan ilmu kebal biasanya melakukan ritual khusus. Mulai dari membaca mantra, membakar kemenyan, hingga membawa benda pusaka. Aksi ini diyakini untuk mengaktifkan “kekuatan gaib” yang melindungi tubuh mereka.
3. Mengatur Syarat dan Kondisi Ujian
Menariknya, mereka sering menentukan sendiri alat dan kondisi pengujian. Misalnya hanya mau diuji dengan senjata tertentu, atau di tempat yang sudah disiapkan. Kondisi ini kerap digunakan untuk mengontrol situasi dan menghindari kegagalan.
4. Mengandalkan Jimat dan Benda Pusaka
Ciri lain yang mudah dikenali adalah penggunaan jimat atau benda bertuah. Bisa berupa cincin, kain hitam, minyak khusus, atau keris kecil. Benda-benda ini dipercaya sebagai sumber kekuatan yang membuat tubuh kebal dari luka.
5. Sulit Dibuktikan Secara Ilmiah
Meski banyak yang percaya, hingga kini tidak ada bukti ilmiah bahwa seseorang bisa benar-benar kebal terhadap senjata tajam atau peluru. Dalam beberapa uji independen, hasilnya menunjukkan bahwa kekebalan tersebut sering kali hanyalah rekayasa, teknik fisik, atau ilusi optik.
6. Efek Sugesti dan Psikologis
Faktor psikologis juga berperan besar. Penonton yang percaya bisa melihat aksi itu sebagai sesuatu yang nyata karena terpengaruh efek sugesti dan suasana mistis di sekitar lokasi pertunjukan.
7. Motif Pertunjukan dan Sensasi Publik
Tidak sedikit pelaku yang menampilkan aksi kebal ini untuk tujuan hiburan, ritual budaya, atau mencari sensasi di media sosial. Beberapa bahkan menjadikannya ajang promosi diri untuk mendapatkan popularitas atau keuntungan finansial.
Seorang pengamat budaya lokal mengatakan bahwa fenomena “ilmu kebal” sudah lama menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat tradisional Indonesia.
“Keyakinan boleh saja, tapi jangan sampai membahayakan diri sendiri. Aksi kebal peluru itu tidak bisa dijadikan pembuktian spiritual, apalagi kalau nyawa taruhannya,” ujarnya mengingatkan.
Waspada, Jangan Ditiru
Masyarakat diimbau untuk tidak meniru atau mencoba aksi kebal dengan cara apa pun. Selain berisiko fatal, banyak kasus menunjukkan bahwa aksi semacam ini sering berakhir celaka. Jika ada pihak yang memanfaatkan klaim “ilmu kebal” untuk menipu atau menyesatkan, sebaiknya segera dilaporkan ke aparat berwenang.
Fenomena kebal senjata tajam dan peluru mungkin menarik untuk ditonton, tapi tetap perlu diingat: keselamatan dan akal sehat jauh lebih berharga daripada sekadar sensasi
(Red)

